Wednesday, October 6, 2021

Ciri Kebahasaan Novel Sejarah

 Ciri Kebahasaan Novel Sejarah

Ciri kebahasaan novel sejarah adalah sebagai berikut

1. Menggunakan banyak kalimat bermakna lampau
Contoh:
Prajurit-prajurit yang telah diperintahkan membersihkan gedung bekas asrama telah menyelesaikan tugasnya.
2. Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis, temporal), seperti: sejak saat itu, setelah itu, mula-mula, kemudian.
Contoh: 
Setelah juara gulat itu pergi, Sang Adipati bangkit dan berjalan tenang-tenang masuk ke Kadipaten.
3. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu tindakan (kata kerja material).
Contoh:
a. Di depan Ratu Biksuni Gayatri yang berdiri, Sri Gitarja duduk bersimpuh.
b. Ketika para Ibu Ratu menangis yang menulari siapa pun untuk menangis, Dyah Wiyat sama sekali tidak menitikkan air mata.
4. Banyak menggunakan kata kerja yang menunjukkan kalimat tak langsung sebagai cara menceritakan tuturan seorang tokoh oleh pengarang. Misalnya, mengatakan bahwa, menceritakan tentang, menurut, menggungkapkan, menanyakan, menyatakan, menuturkan.
Contoh:
a. Menurut Sang patih, Galeng telah periksa seluruh kamar Syahbandar dan ia telah melihat banyak botol dan benda-benda yang ia tak tahu nama dan gunanya.
b. Riung Samudera menyatakan bahwa ia masih bingung dengan semua penjelasan kendit Galih tentang masalah itu.
5. Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh (kata kerja mental). Misalnya, merasakan, mengingikan, mengharapkan, mendambakan, menganggap. 
Contoh:
a. Gajah Mada sependapat dengan Jalan pikiran Senopati Gajah Enggon.
b. Melihat itu, tak seorang pun yang menolak karena semua berpikir Patih Gajah Mada memang mampu dan layak berada di tempat 
6. Menggunakan banyak dialog. Hal ini ditunjukkan oleh tanda petik ganda ("..”) dan kata kerja yang menunjukkan tuturan langsung.
Contoh:

“Mana surat itu?” 

“Ampun, Gusti Adipati, Patik takut maka Patik bakar.” 

7. Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language) untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana
Contoh:
Dari apa yang terjadi itu terlihat betapa besar wibawa Gajah Mada, bahkan beberapa prajurit harus mengakui wibawa yang dimiliki Gajah Mada jauh lebih besar dari wibawa Jayanegara. Sri Jayanegara masih bisa diajak bercanda, tetapi tidak dengan Patih Gajah Mada, sang pemilik wajah yang amat beku itu.

Nilai-Nilai dalam Novel Sejarah

Semua karya sastra yang baik, termasuk novel sejarah pasti memiliki nilai-nilai yang bisa diambil oleh para pembacanya. Nilai yang terdapat dalam novel sejarah ada yang disajikan secara implisit dan eksplisit. 

Nilai-nilai dalam novel sejarah ini bisa kamu lihat dari jalan cerita, sifat-sifat tokohnya, atau temanya, sebagai berikut: 

Nilai Sosial

Nilai sosial dalam novel sejarah menggambarkan nilai-nilai kehidupan sosial masyarakat yang ada dalam novel tersebut. Nilai sosial ini biasanya digambarkan melalui hubungan antar tokoh dan masyarakat tempat dan waktu cerita berlangsung dalam novel. 

Dalam novel “Gajah Mada: Perang Bubat”, nilai-nilai sosial ini terlihat dari interaksi antara Kerajaan Majapahit dengan Kerajaan Sunda Galuh.

Nilai Budaya

Nilai budaya dalam novel sejarah adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan masyarakat, kebudayaan dan peradaban, yang sesuai dengan konteks cerita dalam novel tersebut. Nilai-nilai budaya dalam sebuah novel sejarah menggambarkan bagaimana masyarakat di jaman lampau berpikir dan bersikap sesuai dengan kebudayaan dan peradaban mereka. 

Contoh nilai budaya dalam novel “Gajah Mada: Perang Bubat” bisa kamu lihat dari kehidupan kerajaan di masa lampau yang sangat erat dengan ritual-ritual atau praktik kebudayaan lainnya.

Ilustrasi Peristiwa Sejarah di Indonesia

Nilai Moral dan Etika

Nilai moral atau etika dalam novel sejarah biasanya berisi mengenai petuah atau ajaran moral atau etika. Nilai-nilai ini berfungsi untuk mengingatkan pembaca agar tidak melakukan hal-hal yang melanggar moral dan/atau etika seperti tokoh-tokoh dalam novel sejarah yang kelakuannya tidak patut ditiru. 

Contoh nilai moral dan etika novel “Gajah Mada: Perang Bubat” adalah saat Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Sunda Galuh saling memanfaatkan satu sama lain, hingga akhirnya malah terjadi Perang Bubat.

Nilai Agama

Nilai agama pada novel sejarah adalah nilai-nilai yang merujuk atau bersumber pada ajaran agama. Karena novel “Gajah Mada: Perang Bubat” berlatarkan kehidupan di masa kerajaan, jadi nilai-nilai agamanya lebih mengarah pada kepercayaan terhadap hal-hal mistis dan kekuatan alam.

Nilai Estetis

Nilai estetis dalam novel adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan unsur-unsur keindahan dalam novel, seperti gaya bahasa, teknik bercerita, struktur cerita, dan lain sebagainya.

 

Menyusun Novel Sejarah
Langkah-langkah menyusun novel sejarah adalah sebagai berikut.
1. Menentukan peristiwa sejarah yang akan menjadi bahan penceritaan
Langkah pertama dalam menyusun novel sejarah seseorang atau diri sendiri adalah menentukan peristiwa sejarah (peristiwa yang terjadi pada masa lalu) yang akan dikembangkan menjadi novel sejarah. 
Dalam novel sejarah, penulis menceritakan peristiwa-peristiwa yang dialami para tokohnya dengan menggunakan latar peristiwa sejarah. Menulis novel sejarah berarti mengemas fakta sejarah dengan rekaan penulis. Wujudnya dapat berupa peristiwa yang berkaitan dengan hidup orang banyak atau hidup seseorang. 
Contoh

Peristiwa Sejarah
Pengembangan Peristiwa
Meletusnya Gunung Kelud tahun 1966
Aku dilahirkan di pengungsian saat Gunung Kelud meletus tahun 1966. Karena minimnya fasilitas kesehatan di pengungsian, Ibu meninggal saat melahirkanku.
Kecelakaan kereta api di Bintaro pada 19 Oktober 1987
Dalam kecelakaan kereta api di Bintaro tanggal 19 Oktober 1987, aku masih berusia 8 tahun. Kedua orang tuaku tewas dalam peristiwa itu. Aku sendiri kehilangan sebelah kakiku yang tertindih pintu kereta api.

 2. Menyusun kerangka atau gambaran singkat cerita sejarah yang akan ditulis
Dasar penyusunan kerangka novel sejarah dapat berupa perjalanan waktu (misalnya. masa kecil, masa remaja, masa sekolah, masa kuliah, masa dewasa); latar tempat (di desa, di sekolah, di kota, di luar negeri).
Kerangka karangan dapat berisi tokoh, waktu dan tempat kejadian, , ilustrasi visual setiap tokoh, apa yang dipermasalahkan, dan sebagainya. 
3. Mengumpulkan bahan-bahan cerita
Pada tahap ini penulis mengumpulkan rangkaian peristiwa dari berbagai rujukan dan sumber (orang, buku, dan sebagainya).
4. Mengembangkan kerangka atau draf awal menjadi novel atau teks cerita sejarah
Pada tahap ini, penulis merangkai cerita berdasarkan daya khayal atau imajinasi. Sudut pandang yang paling mudah adalah sudut pandang orang pertama “ aku”.

Penceritaan teks novel atau cerita sejarah mengikuti gaya teks rekon imajinatif yang didalamnya ada orientasi, pengungkapan peristiwa, cerita mulai memuncak, puncak permasalahan, resolusi, dan koda. 

 

 Demikian tadi untuk materi hari ini, selanjutnya silakan melakukan presensi dan review materi pada tautan di bawah ini

Tautan Presensi dan review materi. KLIK DI SINI!

41 comments:

  1. Nama:Gustina Sholekah
    No. :08
    Kelas:XII TKj 3

    ReplyDelete
  2. Nama : Muhammad fauzi khoirul mz
    no : 16
    kelas: XII TKR 4

    ReplyDelete
  3. Nama : David jayakusuma
    No : 22
    Kelas : XII TP 1

    ReplyDelete
  4. Nama :Adi Rizki Saputro
    No. :02
    Kelas:XII TP1

    ReplyDelete
  5. Nama: Muhamad Irfan
    No:11
    Kls:XII TKR 4

    ReplyDelete
  6. Nama :Ifan andiawan
    No : 25
    Kelas :XII TKR3

    ReplyDelete
  7. Nama : Fadhla Fatmawati
    No: 03
    Kelas : XII TKJ 3

    ReplyDelete
  8. Nama: Rizky Nur Hidayat
    No:28
    Kelas:XII TP2

    ReplyDelete
  9. Nama:Endri Saputro
    No. :30
    Kelas:XII TP1

    ReplyDelete
  10. Nama: gilang kevin widiyanto
    No:18
    Kelas:XII TKR 3

    ReplyDelete
  11. NAMA:ANGGA KURNIAWAN
    KELAS:XII TKR 2
    NO. :14

    ReplyDelete
  12. NAMA : RISQY FEBRIYANTO
    NO. : 25
    KELAS: XII TKR 1

    ReplyDelete
  13. Nama: Edgar Surya Pratama
    No: 27
    Kelas: XII TP1

    ReplyDelete
  14. Nama=Alriyan Eko Ardiyanto
    No=13
    Kelas=XII TP 1

    ReplyDelete
  15. Nama= Alfian Candra Wijaya
    No=12
    Kls=XII TP 1

    ReplyDelete
  16. Nama : Muhsin Setiawan
    Kelas : XII TKJ3
    NO. : 30

    ReplyDelete
  17. Nama :Gigih Daenil Osama
    No :03
    Kelas:XII TP2

    ReplyDelete
  18. Nama: Dian febrianto
    No:24
    Kelas: XIITP1

    ReplyDelete
  19. NAMA:MUUAMAD REZA PRATAMA
    NO:11
    KELAS:XII TP2

    ReplyDelete
  20. Nama:Rizal Periansah
    No. :27
    Kelas:XII TP2

    ReplyDelete
  21. Nama: muhhib Hertanto
    No. :25
    Kls :Xll TKR 4

    ReplyDelete
  22. Nama: Ahmad Setyawan
    Kelas: XII TKR 2
    No:05

    ReplyDelete
  23. Nama:Taufik Efendi FADIL
    No :23
    Kelas:XII TKR 5

    ReplyDelete
  24. Nama:Ali Muntoha
    Kelas:XII TKJ 1
    No:04

    ReplyDelete
  25. Nama:Lutfiana Diah Risamwati
    No. :27
    Kelas:XII TKJ 3

    ReplyDelete
  26. Nama : ISZANIA MARGARETA
    No : 14
    Kls : XII TKJ 3

    ReplyDelete
  27. Nama : HENDRIK SETYO NUGROHO
    No : 23
    Kelas : XII TKR 3

    ReplyDelete
  28. Nama.bagus bayu s
    No.18
    Kls.xll tp 1

    ReplyDelete
  29. Nama : Fitri novita sari
    No.urut :19
    Kelas : XII TB¹

    ReplyDelete
  30. Nama : ISMA DWI ANDIKA
    No : 33
    Kelas XII TKR 3

    ReplyDelete
  31. Nama: QOTOROTU AINUN NISA KUSUMA
    No.urut:05
    Kelas:XII TKJ 4

    ReplyDelete
  32. Nama : ariyanto
    No : 16
    kelas: XII TP 1

    ReplyDelete
  33. Nama : Bintang aji dwi santoso
    Kelas : XII TKR 2
    No : 27

    ReplyDelete
  34. Nama:mustofa
    Kls:XII TKR4
    NO:27

    ReplyDelete
  35. Nama: Vidia Ika Safitri
    Klas:XII TB 2
    No:30

    ReplyDelete
  36. Nama: ferdinda Ghoni Fahrezi
    Kelas: XII TKR 3
    NO AB: 11

    ReplyDelete
  37. Nama:setia fajar pratama
    Kelas: 16
    No:12 TKR 5

    ReplyDelete
  38. Nama:Muhamad Rizky Saputra
    No:13
    Kelas:XII TKR4

    ReplyDelete
  39. Nama: Muhamad Rizky Saputra
    No: 13
    Kelas:XII TKR4

    ReplyDelete
  40. Nama :BENNY SETIAWAN
    No. :26
    Kelas:XII TKR2

    ReplyDelete

MEMBEDAKAN FAKTA DAN OPINI

Pernahkah kalian membaca suatu teks, kemudian bingung menentukan mana fakta mana opini? Keduanya tentu dapat dibedakan.  Sebelum mempelajari...