Tuesday, January 12, 2021

MENIKMATI NOVEL

 Pada materi kali ini kita akan membahas tentang novel.

Sebelum membaca materi lebih lanjut, bisa disiapkan alat tulis untuk mencatat hal-hal penting dalam materi berikut.


Di bawah ini ada sinopsis novel dari salah satu karya Tere Liye, silakan dibaca dengan seksama.


Sinopsis “Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin” – Tere Liye

Novel ini mengisahkan kehidupan kakak beradik Tania dan Dede yang harus putus sekolah dan menjadi pengamen karena keterbatasan ekonomi keluarga sepeninggal ayah mereka. Mereka berdua tinggal di rumah kardus dengan ibu mereka yang sakit-sakitan.
Kehidupan mereka berubah setelah bertemu dengan seorang pria bernama Danar. Danar adalah seorang karyawan yang juga penulis buku anak-anak. Danar begitu baik sehingga keluarga ini menganggapnya seperti malaikat. Tania sangat mengagumi Danar karena selain baik, dia juga punya wajah yang menawan.
Suatu ketika Danar memberikan mereka rumah kontrakan sehingga Tania, Dede dan ibunya tidak perlu lagi tinggal di rumah kardus. Tania dan Dede bisa kembali sekolah dan ibunya berjualan kue. Mereka pun semakin dekat seperti keluarga. Suasana agak berubah ketika danar membawa teman dekatnya yang bernama Ratna. Tania merasa cemburu, ia tidak suka melihat kedekatan Danar dengan Ratna. Rasa tidak suka itu bukan sekedar perasaan iri seorang adik tapi Tania kecil belum bisa menerjemahkan apa arti perasaan itu.
Kebahagiaan mereka berkurang saat ibu Tania meninggal. Berat sekali bagi Tania menerima kenyataan bahwa kedua orang tuanya telah tiada dan sekarang ia yang harus bertanggung jawan menjaga adiknya. Untung saja ada Danar yang selalu berada di samping mereka. Tania tumbuh menjadi gadis yang cantik dan pintar. Ia berhasil mendapatkan beasiswa ke Singapura. Sederet prestasi berhasil ia raih dalam studinya. Semua pengalaman hidup yang telah Tania alami menjadikannya lebih dewasa dari gadis-gadis lain seumurannya. Perasaannya terhadap Danar juga semakin jelas. Lambat laun Tania tahu, perasaan itu bernama cinta.
Tapi cinta Tania terhadap danar tidaklah mudah. Bertahun-tahun mereka bersama dalam status kakak adik, terlebih lagi mereka terpaut usia 14 tahun. Bagi ABG seperti Tania, jatuh cinta kepada pria yang jauh lebih tua darinya cukup membuatnya pusing. Sisi remajanya membuatnya ingin mengekspresikan perasaannya meskipun ia tidak tahu apakah Danar memiliki perasaan yang sama dengannya atau tidak. Keadaan semakin sulit saat Danar memutuskan untuk menikah dengan Ratna. Tania patah hati. Ia memutuskan untuk tidak hadir dalam pernikahan mereka meskipun Danar dan Ratna telah membujuknya.
Beberapa waktu berselang, Tania tahu bahwa kehidupan rumah tangga Danar dan Ratna tidak bahagia. Ratna bercerita kepada Tania bahwa Danar telah banyak berubah. Danar menjadi pendiam dan seringkali tidak berada di rumah. Ratna tahu ada sesuatu yang menghalangi mereka, ada seseorang di antara ia dan Danar tapi ia tidak pernah tahu siapakah bayangan itu. Dari cerita Dede akhirnya Tania tahu bahwa Danar juga mencintai Tania. Danar menuliskan perasaannya dalam novel “Cinta Pohon Linden” yang tidak pernah selesai ia tulis. Perbedaan usia yang cukup jauh membuat Danar merasa tidak pantas mencintai Tania. Tidak seharusnya ia mencintai gadis kecil seperti Tania.
Ketika Tania dan Danar sama-sama tahu perasaan mereka masing-masing, semua sudah terlambat. Biar bagaimanapun Danar telah menikah dengan Ratna. Akhirnya Tania kembali ke Singapura dan memutuskan untuk meninggalkan semua cerita cintanya.


A. Pengertian Novel

    Novel merupakan teks naratif yang fiksional. Isinya mengisahkan sisi utuh atas problematika kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh. Karena kisah kehidupan yang diceritakan itu bersifat utuh, bentuk novel terdiri atas puluhan bahkan ratusan halaman.


B.  Ciri-ciri Novel

       1. Fungsi
            Cerita dalam novel memiliki 2 macam fungsi pembelajaran yang dapat kita ambil hikmahnya.

a.       Fungsi social :

Menolong orang dengan tidak memandang siapa yang di tolong karena menolong dengan ikhlas seperti dalam novel tokoh Danar yang menolong Tania dengan tidak memandang siapa Tania.


 Ketika Tania dan Danar sama-sama tahu perasaan mereka masing-masing, semua    sudah terlambat. Biar bagaimanapun Danar telah menikah dengan Ratna. Akhirnya Tania kembali ke Singapura dan memutuskan untuk meninggalkan semua cerita cintanya.

 Baik Tania maupun Danar sama-sama menyadari bahwa mereka harus menjalani kehidupannya sendiri-sendiri walaupun mereka tahu bahwa mereka saling mencintai


b.      Fungsi moral :

Memberi pengetahuan kepada kita bahwa sesuatu yang terlihat sulit nyatanya tidak sesulit yang kita lihat jika kita ingin bersungguh sungguh mencapainya seperti dalam novel tokoh Tania yang pantang menyerah menjalani hidupnya walau banyak rintangan yang menghalanginya.


Berat sekali bagi Tania menerima kenyataan bahwa kedua orang tuanya telah tiada dan sekarang ia yang harus bertanggung jawan menjaga adiknya. Untung saja ada Danar yang selalu berada di samping mereka. Tania tumbuh menjadi gadis yang cantik dan pintar. Ia berhasil mendapatkan beasiswa ke Singapura. Sederet prestasi berhasil ia raih dalam studinya.



2. Struktur
    Sama halnya dengan teks-teks lain, dalam novelpun juga memiliki struktur penulisan

a.       Abstraksi

      Merupakan bagian ringkasan isi cerita yang biasanya bisa ditemukan pada bagian     

                   awal cerita


 Tania dan Dede yang harus     putus sekolah dan menjadi pengamen karena keterbatasan ekonomi berubah nasibnya setelah ketemu dengan Danar yang membatunya menggali potensi. Setelah kembali ke sekolah Tania berhasil dan sukses memperoleh beasiswa ke luar negeri. Seiring proses tersebut ternyata tumbuh rasa cinta antara Danar dan Tania.Walaupun karena kesadaran masing-masing akan keberadaan dirinya mereka ikhlas untuk tidak bersatu.

            
b.      Pengenalan situasi cerita (exposition, orientasi)

                  Dalam bagian ini pengarang memperkenalkan para tokoh,menata adegan dan

                  Hubungan antar tokoh.


 Novel ini mengisahkan kehidupan kakak beradik Tania dan Dede yang harus putus sekolah dan menjadi pengamen karena keterbatasan ekonomi keluarga sepeninggal ayah mereka. Mereka berdua tinggal di rumah kardus dengan ibu mereka yang sakit-sakitan.
Kehidupan mereka berubah setelah bertemu dengan seorang pria bernama Danar. Danar adalah seorang karyawan yang juga penulis buku anak-anak. Danar begitu baik sehingga keluarga ini menganggapnya seperti malaikat.

               
              Tania dan Dede adiknya serta ibunya adalah penghuni rumah kardus yang yang       

              Mempertahankan hidupnya dengan mengamen.

c.        Komplikasi, merupakan urutan kejadian yang dihubungkan oleh sebab-akibat,  di mana setiap peristiwa terjadi karena adanya sebab dan mengakibatkan munculnya peristiwa lain.

                 
 Suasana agak berubah ketika danar membawa teman dekatnya yang bernama Ratna. Tania merasa cemburu, ia tidak suka melihat kedekatan Danar dengan Ratna. Rasa tidak suka itu bukan sekedar perasaan iri seorang adik tapi Tania kecil belum bisa menerjemahkan apa arti perasaan itu.
Kebahagiaan mereka berkurang saat ibu Tania meninggal. Berat sekali bagi Tania menerima kenyataan bahwa kedua orang tuanya telah tiada dan sekarang ia yang harus bertanggung jawan menjaga adiknya. Untung saja ada Danar yang selalu berada di samping mereka. Tania tumbuh menjadi gadis yang cantik dan pintar. Ia berhasil mendapatkan beasiswa ke Singapura. Sederet prestasi berhasil ia raih dalam studinya.



                Ketenangan Tania berubah dengan masuknya ratna dalam kehidupan mereka,

                Apalagi,Ibunya meninggal, beban batin Tania berat karena ia merasa tangung -

                Jawab dengan adiknya ditambah rasa cintanya kepada Danar yang harus dia simpan

                Sendiri.


d.       Evaluasi, merupakan bagian di mana konflik yang terjadi pada tahap komplikasi                                                      

                  terarah menuju suatu titik tertentu
                  

 Tapi cinta Tania terhadap danar tidaklah mudah. Bertahun-tahun mereka bersama dalam status kakak adik, terlebih lagi mereka terpaut usia 14 tahun. Bagi ABG seperti Tania, jatuh cinta kepada pria yang jauh lebih tua darinya cukup membuatnya pusing. Sisi remajanya membuatnya ingin mengekspresikan perasaannya meskipun ia tidak tahu apakah Danar memiliki perasaan yang sama dengannya atau tidak. Keadaan semakin sulit saat Danar memutuskan untuk menikah dengan Ratna. Tania patah hati.


         Tania makin tepuruk terjebak dalam perasaannya, sangat berat menanggung beban batin

         Antara cinta ke kakak dan cinta ke lawan jenis. Penderitaan Tania di titik teratas saat

         Mengetahui Danar dan Ratna mau menikah


e.       Resolusi    

  merupakan bagian yang memunculkan solusi atas konflik yang terjadi


 Dari cerita Dede akhirnya Tania tahu bahwa Danar juga mencintai Tania. Danar menuliskan perasaannya dalam novel “Cinta Pohon Linden” yang tidak pernah selesai ia tulis. Perbedaan usia yang cukup jauh membuat Danar merasa tidak pantas mencintai Tania. Tidak seharusnya ia mencintai gadis kecil seperti Tania


         Tania akhirnya tahu bahwa Danar juga mencintainya, itulah mengapa rumah tangga

         Danar tidak bahagia. Namun keduanya sama-sama memendam perasaan tersebut

        dengan menjalani kehidupan yang kurang sempurna.


f.       Koda

Merupakan bagian akhir atau penutup cerita.


Ketika Tania dan Danar sama-sama tahu perasaan mereka masing-masing, semua sudah terlambat. Biar bagaimanapun Danar telah menikah dengan Ratna. Akhirnya Tania kembali ke Singapura dan memutuskan untuk meninggalkan semua cerita cintanya


                 Tania dan Danar  ikhlas menjalani hidupnya walaupun harus terpisah, ibarat daun

                  jatuh yang tidak pernah menyalahkan angin.


Struktur Novel




3. Kebahasaan
    Kebahasaan dalam novel sangat luas, hal tersebut didasari oleh latar belakang penulis yang bermacam-macam.

a.       Banyak menggunakan kalimat bermakna lampau.


“Hari itu Senin. Seminggu sebelum usiaku tepat tiga belas tahun. Adikku delapan tahun. Dan dia 27. Aku tidak percaya angaka tiga belas membawa sial, takdir, sore itu Ibuku meninggal. Pergi selama-lamanya dari kami” (Hal. 61)
“siang itu dia mengajak teman wanitanya. Namanya Ratna. Aku memanggilnya “Kak Ratna”, karena teman wanitanya tersebut memnintanya demikian, “Panggil saka Kak Ratna ya, Tania!” (Hal. 39)

b.      Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis, temporal).Contoh: sejak saat itu, setelah itu, mulamula, kemudian.

        “Aku tak tahu apa maksudnya. Karena sekejap kemudian Ibu sudah jatuh tertidur”      (Hal.60-61)
Ibu tekun dalam menjaani kehidupannya, “Seminggu kemudian Ibu mulai bekerja, menjadi tukang cuci di salah satu laundry mahasiswa” (Hal 34-35)

c.       Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan sesuatu tindakan (kata kerja material)

Ibu adalah sosok seorang Ibu yang perhatian kepada anaknya.  Ibu selalu memberikan perhatian dan nasihat kepada Dede dan Tania. “Ibu sibuk mengingatkanku untuk beranjak tidur. Aku menjawabnya singakat belum mengantuk. Setengah jam sekali Ibu menyuruh tidur” (Hal. 34)
Adi adalah sosok seorang pria yang pantang sabar untuk mendekati Tania, meski Tania bersikap dingin terhadapnya. Sabar untuk menunggu Tania bisa membuka hatinya untuk Adi. “Adi juga bersabar untuk tidak terlalu melangkah jauh. Bersabar menunggu. Bersabar dengan semua proses” (Hal. 186)

d.       Banyak menggunakan kata kerja yang menunjukkan kalimat tak langsung sebagai cara
menceritakan tuturan seorang tokoh oleh pengarang.  Contoh: mengatakan bahwa, menceritakan tentang, mengungkapkan, menanyakan, menyatakan, menuturkan.

Ibu mengatakan tentang  beberapa hal  kepada Tania dan  Dede pada waktu pagi selesai subuh,   (Hal. 27)
Tak hanya itu, Ratna perhatian kepada Tania menanyakan bagaimana sekolah Tania, akan diteruskan kemana dan akan siap selalu membantu, mengurus, dan sampai ingin mengantarkan Tania ke sekolah yang dituju. “Kalau begitu, biar besok saja aku yan.g mengantarnya…. Daftar di SMP dekat SD-nya Dede saja, kan?” Kak Ratna menawarkan diri” (Hal. 68)

e.        Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh  (kata kerja mental)  Contoh: merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan, mengatakan,menganggap

 “Dia menggenggam jemariku. Mantap. Sebelah kiri memegang bahu Dede. Dia menatapku dengan pandangan itu. Dia tersenyum hangat menenangkan” (Hal. 19)
Danar adalah sosok seorang pria yang sopan, Danar selalu mencium tangan Ibu ketika berpamitan pulang atau pun ketika dia bertemu. Danar sangat menghormati Ibu. “dia selalu mencium tangan Ibu. Amat hormat pada Ibu” (Hal. 36)

f.       Menggunakan banyak dialog. Hal ini ditunjukkan oleh tanda petik ganda (“….”) dan
kata kerja yang menunjukkan tuturan langsung.

Dia membawa sekotak donat. Dan Dede lebih banyak berceloteh serta memainkan donat tersebut dibandingkan memakannya. “Oom…. Kenapa donat tengahnya bolong?”(Hal. 36-37)

Dan ketika Danar memberitahu kepada Ibu bahwa Tania bisa sekolah di luar Negeri Ibu amat sangat rendah hati, seperti dalam kutipan berikut ini: “Nak Danar, rasanya Ibu sulit membayangkan Tania bisa bersekolah di sana. Di luar negeri. Bersekolah lagi saja sudah syukur” (Hal. 66)


g.      Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language) untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana

Miranti yang dulu membantu Ibu membesarkan usaha kue. Aku tersenyum senang. Ibu juga pasti senang mendengar kabar ini di surge (Hal. 99)
“Buat apa? Sudah jelas kan, dia akan menikah dengan cewek artis itu? Apa lagi yang hendak
kautanyakan ke dia? Perasaannya sudah sejelas bintang di langit, Tania. Clear! Aduh, kamu
kenapa jadi kekanak-kakanakan seperti ini sih?” (Hal. 133)

h. Gaya bahasa

Gaya bahasa adalah penggunaan atau pemilihan kata yang digunakan dalam penulisan teks  novel “Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin” adalah gaya bahasa  : personifikasi, allegori, hiperbola, metafora 

Berikut contoh-contoh kutipan gaya bahasa dalam cerpen karya Tere Liye.
a.       Personifikasi
Hujan deras turun membungkus kota ini (Hal. 13)
Aku berteman dengan lorong-lorong kantor yang kosong di malam hari. (Hal. 203)
Daun yang jatuh tak pernah membenci angin. (Hal. 154)
Dia datang begitu saja. Menelusuk hatiku. Tumbuh pelan-pelan seperti lecambah disiram hujan. (Hal. 154)
Aku akan terbang seperti sehelai daun. (Hal. 157)
Menuju tempat rumah kardus kami dulu berdiri kokoh dihajar hujan deras, ditimpa terik matahari. (Hal. 231)
 
b.      Allerogi
Isinya jauh api dari panggang. (Hal. 162)
Seperti bumi yang merekah. (Hal. 190)
 
c.       Hiperbola
Demi membaca  e-mail berdarah-darah itu, esoknya aku memutuskan segera pulang ke Jakarta. (Hal. 230)
 
d.      Metafora
Bagian tajamnya menghadap ke atas begitu saja, dan tanpa ampun menghunjam kakiku yang sehelai pun tak beralas saat melewatinya. (Hal. 22)
Semua perasaan ini kembali bagai seribu anak panah yang menghujam. (Hal. 252)



Demikian tadi sebagian materi dari Novel, untuk materi selanjutnya akan dibahas pada pertemuan berikutnya.

Selanjutnya silakan klik link dibawah ini untuk melakukan presensi.



MEMBEDAKAN FAKTA DAN OPINI

Pernahkah kalian membaca suatu teks, kemudian bingung menentukan mana fakta mana opini? Keduanya tentu dapat dibedakan.  Sebelum mempelajari...