Wednesday, October 13, 2021

MEMBEDAKAN FAKTA DAN OPINI



Pernahkah kalian membaca suatu teks, kemudian bingung menentukan mana fakta mana opini? Keduanya tentu dapat dibedakan. 

Sebelum mempelajari secara rinci perbedaannya, ada baiknya kita mengetahui pengertian fakta dan opini terlebih dulu. 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, fakta diartikan sebagai hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan. Fakta juga memiliki arti, sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Sedangkan opini adalah pendapat. 

Menurut Udin Suchaini dalam Menjual Gagasan dengan Tulisan (2018), opini merupakan jenis tulisan yang berisi gagasan, ulasan, atau kritik terhadap persoalan yang berkembangan di masyarakat dan ditulis dengan bahasa ilmiah populer. 



Dari pengertian tersebut, fakta dan opini sudah jelas berbeda. Fakta didasarkan pada kenyataan, sedangkan opini didasarkan pada sudut pandang pribadi.

Perbedaan lainnya dapat ditengarai dengan mengenali beberapa hal yang terdapat dalam fakta dan opini. 

Berikut beberapa hal yang terdapat dalam teks fakta: Teks yang memuat fakta bersifat obyektif. Obyektif maksudnya sesuai keadaan yang terjadi tanpa ada pengaruh pendapat pribadi. Teks fakta menjawab unsur 5W+1H (what, where, when, who, why, dan how). 

Data dalam teks fakta dapat berupa angka yang menunjukkan jumlah tertentu atau statistik. Data dalam teks fakta dapat dibuktikan kebenarannya oleh semua orang. 

Dalam beberapa teks fakta, biasanya terdapat kebenaran berlapis. Kebenaran berlapis terjadi ketika fakta yang terjadi menit ini, belum tentu sama dengan fakta di menit berikutnya. Hal ini sering terjadi pada fakta yang masih berkembang, contohnya seperti data hitung cepat Pilkada, data korban Covid-19, dan sejenisnya. 



Teks yang memuat opini bersifat subyektif. Subyektif maksudnya berdasarkan pendapat dan sudut pandang penulis. Teks opini berisi tanggapan penulis atas sebuah masalah atau kejadian. 

Teks opini biasanya memuat pendapat, saran, atau uraian yang menjelaskan pandangan penulis. Teks opini tidak memiliki beban untuk menjawab unsur 5W+1H (what, where, when, who, why, dan how). 

Teks opini dapat berisi bayangan penulis atas peristiwa yang belum pasti terjadi. Teks opini memuat kata yang mengandung probabilitas. Misalnya mungkin, rasanya, sepertinya, dan sejenisnya. 

Teks opini memuat kata yang mengandung saran atau solusi. Misalnya seharusnya, sebaiknya, seyogianya, dan sejenisnya. Pandangan penulis dalam teks opini bisa jadi berbeda dengan pendapat orang lain. Namun opini yang berkualitas ditunjang dengan fakta yang kuat dan pola pikir yang logis. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, kita dapat membedakan mana teks yang mengandung fakta, mana yang opini. Bila kita membaca surat kabar atau media online, redaksi sudah memisahkan mana rubrik berisi opini dan mana rubrik berita yang di dalamnya terkandung fakta. Rubrik tersebut memudahkan kita mengetahui mana fakta dan opini.

Demikian tadi materi untuk hari ini, selanjutnya silakan melakukan presensi 
pada tautan di bawah ini

Wednesday, October 6, 2021

Ciri Kebahasaan Novel Sejarah

 Ciri Kebahasaan Novel Sejarah

Ciri kebahasaan novel sejarah adalah sebagai berikut

1. Menggunakan banyak kalimat bermakna lampau
Contoh:
Prajurit-prajurit yang telah diperintahkan membersihkan gedung bekas asrama telah menyelesaikan tugasnya.
2. Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis, temporal), seperti: sejak saat itu, setelah itu, mula-mula, kemudian.
Contoh: 
Setelah juara gulat itu pergi, Sang Adipati bangkit dan berjalan tenang-tenang masuk ke Kadipaten.
3. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu tindakan (kata kerja material).
Contoh:
a. Di depan Ratu Biksuni Gayatri yang berdiri, Sri Gitarja duduk bersimpuh.
b. Ketika para Ibu Ratu menangis yang menulari siapa pun untuk menangis, Dyah Wiyat sama sekali tidak menitikkan air mata.
4. Banyak menggunakan kata kerja yang menunjukkan kalimat tak langsung sebagai cara menceritakan tuturan seorang tokoh oleh pengarang. Misalnya, mengatakan bahwa, menceritakan tentang, menurut, menggungkapkan, menanyakan, menyatakan, menuturkan.
Contoh:
a. Menurut Sang patih, Galeng telah periksa seluruh kamar Syahbandar dan ia telah melihat banyak botol dan benda-benda yang ia tak tahu nama dan gunanya.
b. Riung Samudera menyatakan bahwa ia masih bingung dengan semua penjelasan kendit Galih tentang masalah itu.
5. Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh (kata kerja mental). Misalnya, merasakan, mengingikan, mengharapkan, mendambakan, menganggap. 
Contoh:
a. Gajah Mada sependapat dengan Jalan pikiran Senopati Gajah Enggon.
b. Melihat itu, tak seorang pun yang menolak karena semua berpikir Patih Gajah Mada memang mampu dan layak berada di tempat 
6. Menggunakan banyak dialog. Hal ini ditunjukkan oleh tanda petik ganda ("..”) dan kata kerja yang menunjukkan tuturan langsung.
Contoh:

“Mana surat itu?” 

“Ampun, Gusti Adipati, Patik takut maka Patik bakar.” 

7. Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language) untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana
Contoh:
Dari apa yang terjadi itu terlihat betapa besar wibawa Gajah Mada, bahkan beberapa prajurit harus mengakui wibawa yang dimiliki Gajah Mada jauh lebih besar dari wibawa Jayanegara. Sri Jayanegara masih bisa diajak bercanda, tetapi tidak dengan Patih Gajah Mada, sang pemilik wajah yang amat beku itu.

Nilai-Nilai dalam Novel Sejarah

Semua karya sastra yang baik, termasuk novel sejarah pasti memiliki nilai-nilai yang bisa diambil oleh para pembacanya. Nilai yang terdapat dalam novel sejarah ada yang disajikan secara implisit dan eksplisit. 

Nilai-nilai dalam novel sejarah ini bisa kamu lihat dari jalan cerita, sifat-sifat tokohnya, atau temanya, sebagai berikut: 

Nilai Sosial

Nilai sosial dalam novel sejarah menggambarkan nilai-nilai kehidupan sosial masyarakat yang ada dalam novel tersebut. Nilai sosial ini biasanya digambarkan melalui hubungan antar tokoh dan masyarakat tempat dan waktu cerita berlangsung dalam novel. 

Dalam novel “Gajah Mada: Perang Bubat”, nilai-nilai sosial ini terlihat dari interaksi antara Kerajaan Majapahit dengan Kerajaan Sunda Galuh.

Nilai Budaya

Nilai budaya dalam novel sejarah adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan masyarakat, kebudayaan dan peradaban, yang sesuai dengan konteks cerita dalam novel tersebut. Nilai-nilai budaya dalam sebuah novel sejarah menggambarkan bagaimana masyarakat di jaman lampau berpikir dan bersikap sesuai dengan kebudayaan dan peradaban mereka. 

Contoh nilai budaya dalam novel “Gajah Mada: Perang Bubat” bisa kamu lihat dari kehidupan kerajaan di masa lampau yang sangat erat dengan ritual-ritual atau praktik kebudayaan lainnya.

Ilustrasi Peristiwa Sejarah di Indonesia

Nilai Moral dan Etika

Nilai moral atau etika dalam novel sejarah biasanya berisi mengenai petuah atau ajaran moral atau etika. Nilai-nilai ini berfungsi untuk mengingatkan pembaca agar tidak melakukan hal-hal yang melanggar moral dan/atau etika seperti tokoh-tokoh dalam novel sejarah yang kelakuannya tidak patut ditiru. 

Contoh nilai moral dan etika novel “Gajah Mada: Perang Bubat” adalah saat Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Sunda Galuh saling memanfaatkan satu sama lain, hingga akhirnya malah terjadi Perang Bubat.

Nilai Agama

Nilai agama pada novel sejarah adalah nilai-nilai yang merujuk atau bersumber pada ajaran agama. Karena novel “Gajah Mada: Perang Bubat” berlatarkan kehidupan di masa kerajaan, jadi nilai-nilai agamanya lebih mengarah pada kepercayaan terhadap hal-hal mistis dan kekuatan alam.

Nilai Estetis

Nilai estetis dalam novel adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan unsur-unsur keindahan dalam novel, seperti gaya bahasa, teknik bercerita, struktur cerita, dan lain sebagainya.

 

Menyusun Novel Sejarah
Langkah-langkah menyusun novel sejarah adalah sebagai berikut.
1. Menentukan peristiwa sejarah yang akan menjadi bahan penceritaan
Langkah pertama dalam menyusun novel sejarah seseorang atau diri sendiri adalah menentukan peristiwa sejarah (peristiwa yang terjadi pada masa lalu) yang akan dikembangkan menjadi novel sejarah. 
Dalam novel sejarah, penulis menceritakan peristiwa-peristiwa yang dialami para tokohnya dengan menggunakan latar peristiwa sejarah. Menulis novel sejarah berarti mengemas fakta sejarah dengan rekaan penulis. Wujudnya dapat berupa peristiwa yang berkaitan dengan hidup orang banyak atau hidup seseorang. 
Contoh

Peristiwa Sejarah
Pengembangan Peristiwa
Meletusnya Gunung Kelud tahun 1966
Aku dilahirkan di pengungsian saat Gunung Kelud meletus tahun 1966. Karena minimnya fasilitas kesehatan di pengungsian, Ibu meninggal saat melahirkanku.
Kecelakaan kereta api di Bintaro pada 19 Oktober 1987
Dalam kecelakaan kereta api di Bintaro tanggal 19 Oktober 1987, aku masih berusia 8 tahun. Kedua orang tuaku tewas dalam peristiwa itu. Aku sendiri kehilangan sebelah kakiku yang tertindih pintu kereta api.

 2. Menyusun kerangka atau gambaran singkat cerita sejarah yang akan ditulis
Dasar penyusunan kerangka novel sejarah dapat berupa perjalanan waktu (misalnya. masa kecil, masa remaja, masa sekolah, masa kuliah, masa dewasa); latar tempat (di desa, di sekolah, di kota, di luar negeri).
Kerangka karangan dapat berisi tokoh, waktu dan tempat kejadian, , ilustrasi visual setiap tokoh, apa yang dipermasalahkan, dan sebagainya. 
3. Mengumpulkan bahan-bahan cerita
Pada tahap ini penulis mengumpulkan rangkaian peristiwa dari berbagai rujukan dan sumber (orang, buku, dan sebagainya).
4. Mengembangkan kerangka atau draf awal menjadi novel atau teks cerita sejarah
Pada tahap ini, penulis merangkai cerita berdasarkan daya khayal atau imajinasi. Sudut pandang yang paling mudah adalah sudut pandang orang pertama “ aku”.

Penceritaan teks novel atau cerita sejarah mengikuti gaya teks rekon imajinatif yang didalamnya ada orientasi, pengungkapan peristiwa, cerita mulai memuncak, puncak permasalahan, resolusi, dan koda. 

 

 Demikian tadi untuk materi hari ini, selanjutnya silakan melakukan presensi dan review materi pada tautan di bawah ini

Tautan Presensi dan review materi. KLIK DI SINI!

Wednesday, September 29, 2021

MENIKMATI CERITA SEJARAH INDONESIA



Novel sejarah merupakan sebuah genre yang penting dan sering ditulis di negara-negara Barat. Negeara-negara tersebut menanamkan pentingnya sejarah dalam pendidikan. Novel sejarah membantu memperkenalkan dan mengakrabkan suatu masyarakat pada masa lalu bangsanya. Dengan demikian, pendidikan dalam novel dapat menanamkan akar pada bangsanya.

Novel sejarah adalah novel yang di dalamnya menjelaskan dan menceritakan tentang fakta kejadian masa lalu yang menjadi asal-muasal atau latar belakang terjadinya sesuatu yang memiliki nilai kesejarahan, bisa bersifat naratif atau deskriptif. Novel sejarah termasuk dalam teks naratif jika disajikan dengan menggunakan urutan peristiwa dan urutan waktu. Namun, jika novel sejarah disajikan secara simbolisasi verbal, novel tergolong ke dalam teks deskriptif.

Novel sejarah dapat dikategorikan sebagai novel ulang (rekon). Supaya tidak terjadi kesalahpahaman atas frasa "novel ulang", berikut ini penjelasan tentang jenis-jenis novel ulang. Berdasarkan jenisnya, novel ulang terdiri atas tiga jenis, yakni rekon pribadi, rekon faktual, dan rekon imajinatif.

1. Rekon pribadi adalah novel yang memuat kejadian dan penulisnya terlibat secara langsung.

2. Rekon faktual (informasional) adalah novel yang memuat kejadian faktual seperti eksperimen ilmiah, laporan polisi, dan lain-lain.

3. Rekon imajinatif adalah novel yang memuat kisa faktual yang dikhayalkan dan diceritakan secara lebih rinci.


Novel sejarah tergolong ke dalam rekon imajinatif, karena didasarkan atas fakta-fakta sejarah yang kemudian dikisahkan kembali dengan sudut pandang lain yang tidak muncul dalam fakta sejarah.

Sudut pandang emosi, kegemaran atau keluarga dapat menjadi pilihan dalam mengisahkannya.



Struktur teks

Novel sejarah mempunya struktur teks yang sama dengan struktur novel lainnya yaitu orientasi, pengungkapan peristiwa, rising action, komplikasi, evaluasi/resolusi, dan koda.

1. Pengenalan situasi (exposition, orientasi)

Dalam bagian ini, pengarang memperkenalkan setting cerita baik waktu, tempat maupun peristiwa. selain itu, orientasi juga dapat disajikan dengan mengenalkan para tokoh, menata adegan, dan hubungan antar tokoh.

2. Pengungkapan peristiwa

Dalam bagian ini disajikan peristiwa awal yang menimbulkan berbagai masalah, pertentangan, ataupun kesukaran-kesukaran bagi para tokohnya.

3. Menuju konflik (rising action)

Terjadi peningkatan perhatian kegembiraan, kehebohan, ataupun keterlibatan berbagai situasi yang menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh.

4. Puncak konflik (turning point, komplikasi)

Bagian ini disebut pula sebagai klimaks. Inilah bagian cerita yang paling besar dan mendebarkan. pada bagian ini pula, ditentukannya perubahan nasib beberapa tokohnya.

5. Penyelesaian (evaluasi, resolusi)

Sebagai akhir cerita, pada bagian ini berisi penjelasan ataupun penilaian tentang sikap ataupun nasib-nasib yang dialami tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak itu. Pada bagian ini pun sering pula dinyatakan wujud akhir dari kondisi ataupun nasib akhir yang dialami tokoh utama.

6. Koda

Bagian ini berupa komentar terhadap keseluruhan isi cerita, yang fungsinya sebagai penutup. Komentar yang dimaksud bisa disampaikan langsung oleh pengarang atau dengan mewakilkannya pada seorang tokoh.



Kaidah Kebahasaan Novel Sejarah

Beberapa kaidah kebahasaan yang berlaku pada novel sejarah adalah sebagai berikut .

1. Menggunakan banyak kalimat bermakna lampau.

Contoh.

Prajurit-prajurit yang telah diperintahkan membersihkan gedung bekas asrama telah menyelesaikan tugasnya.

2. Menggunakan banyak kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis, temporal), seperti : sejak saat itu, setelah itu, mula-mula, kemudian

Contoh.

Setelah juara gulat itu pergi Sang Adipadti bangkit dan berjalan tenang-tenang masuk ke kadipaten.

3. Menggunakan banyak kata kerja yang menggambarkan suatu tindakan (kata kerja material)

4. Menggunakan banyak kata kerja yang menunjukkan kalimat tak langsung sebagai cara menceritakan tuturan seorang tokoh oleh pengarang. MIsalnya , mengatakan bahwa, menceritakan tentang, menurut, mengungkapkan, menanyakan, menyatakan, menuturkan.

5. Menggunakan banyak kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh (kata kerja mental), misalnya, merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan, mentakan, menganggap.

6. Menggunakan banyak dialog. Hal ini ditunjukkan oleh tanda petik ganda ("...") ddan kata kerja yang menunjukkan tuturan langsung.

7. Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language) untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana.

Selain menggunakan kata atau frasa bermakna kias, novel sejarah juga banyak menggunakan peribahasa, baik yang berbahasa daerah maupun berbahasa Indonesia.


Silakan melakukan presensi pada tautan di bawah ini.

PRESENSI KLIK DI SINI!!!!

Wednesday, September 8, 2021

Teks Editorial. Pernahkah kamu mendengar tentang teks editorial? 

Bagi  orang secara umum, saya yakin sebenarnya sudah sering menemukan teks editorial, hanya saja tidak tahu jika itu termasuk teks editorial. 

Membicarakan tentang teks editorial, ada beberapa ciri-ciri, tujuan dan pengertian.Untuk pembelajaran kali ini kita akan membahas secara mendalam apa itu teks editorial.

 

Pengertian Teks Editorial 

Pengertian teks editorial secara umum dapat diartikan sebagai tajuk rencana. Dimana tajuk rencana selalu ada di surat kabar. Teks editorial diletakan satu bagian dengan rubrik opini. Bedanya, jika opini bisa ditulis dari penulis luar redaksi, maka pada teks editorial adalah tanggapan langsung dari redaktur terkait dengan peristiwa yang terjadi yang bersifat aktual. 

 

Tujuan Teks Editorial 

Ditinjau dari tujuan dari teks editorial, memiliki beberapa tujuan yang wajib Anda tahu. Apa saja? simak ulasannya berikut ini. 

  • Mempersuasi atau mengajak pembaca ikut merenung pada isu aktual yang sedang ramai diperbincangakan oleh masyarakat. 
  • Secara tidak langsung, redaktur memberikan pandangannya terhadap isu yang terjadi kepada pembaca.
  • Entah disadari atau tidak, dari pandangan redaktur tersebut diharapkan mampu menggerakan pembaca tergerak, terlibat atau memahami lebih dekat terhadap issu yang sedang banyak dibicarakan. 
  • Penulisan editorial sebagai upaya memperjuangkan argument agar isu tersebut mendapatkan perhatian.
  • Dilihat dari perspektif yang lain editorial bertujuan untuk memberikan gambaran singkat atau pemahaman singkat namun mendalam bagi pembaca yang masih tidak memahami issu aktual yang dihadapi di masyarakat. 
  • Editorial bertujuan untuk memberikan pemikiran atau mengajarkan problem solving.


Ciri-ciri Teks Editorial 

Berdasarkan ciri-cirinya, teks editorial memiliki beberapa ciri, yang akan dibahas sebagai berikut. 

1. Bersifat Faktual dan Aktual 

Dikatakan faktual adakah kejadian yang sifatnya nyata dan benar-benar terjadi tanpa   mengikat waktu. Dimana kejadian yang diambil bisa yang sifatnya baru terjadi sekarang dan masa lalu. 

Berbeda dengan penggunaan aktual. Aktual lebih menekankan pada kejadian yang sedang hangat dibicarakan dan benar-benar terjadi oleh banyak orang. Meskipun demikian, tetap memperhatikan keterbaruan informasi.

2. Sistematis dan Logis 

Teks jenis ini disusun secara sistematis, atau berurutan. Sehingga memudahkan pembaca memahami apa yang dibicarakan. Perlu juga mempertimbangkan kelogisan dalam penyampaian secara tulisan. Agar tujuan persuasive ke pembaca tepat sasaran, tentu saja pendapat yang disampaikan juga sampai ke pembaca. 

3. Argumentatif 

Hal terpenting dalam penulisan teks jenis ini adalah bersifat pendapat. Jadi, editorial sebenarnya bukan sebuah kebenaran. Melainkan bagian bentuk perspektif atau pendapat. 

4. Pemilihan Diksi Tepat, Singkat dan Lugas 

Ciri teks jenis ini ditulis secara singkat, padat, jelas dan lugas. Tidak berbelit-belit. Editoriall dikemas dalam jumlah kata yang terbatas. Dimana penulisan menuliskan tidak terlalu panjang seperti halnya opini. 

5. Permasalahan yang Diangkat Skala Nasional 

Adapun ciri tajuk rencana yang lain, yaitu masalah yang dibahas adalah masalah yang menjadi masalah nasional. Jadi bukan masalah lokal atau semacamnya. Prinsipnya adalah, masalah yang diangkat sesuatu hal yang memberi dampak luas kepada masyarakat. 

6. Bersifat subjektif 

Karena sifatnya adalah argument, maka teks editorial sebenarnya bersifat subjektif  dari media atau surat kabar itu sendiri. Jadi, semisal ada media yang mengangkat teks editorial yang sama, masing-masing media pasti memiliki perspektif pembahasan yang berbeda. 

Dari ciri-ciri teks editorial ini, setidaknya memberikan gambaran seperti apa bentuk dari tajuk rencana. Jika masih bingung, di sub bab akhir akan disertai contohnya. 

 

 

Struktur Teks Editorial 

Buat Anda yang tertarik ingin membuat editorial, di bab ini akan membahas struktur penulisan yang perlu diperhatikan. Berikut adalah struktur secara umum yang bisa dicoba. 

1. Pertanyaan Pendapat 

Struktur yang paling penting adalah menentukan pertanyaan pendapat. Pertanyaan yang diambil adalah topic yang sedang hangat dibicarakan, dan menjadi isu nasional. Selebihnya, dari segi pembahasan dan penjabarannya, kembali diserahkan oleh penulis (redaktur). Agar editorial memiliki kekuatan, umumnya ditulis dengan sebuah teori yang kemudian diperkuat dengan argumen. 

2. Argumentasi 

Argumentasi ini salah satu struktur yang memberikan kekuatan pada permasalahan yang diangkat. Secara teknis penyampiannya, argumentasi akan lebih meyakinkan apabila banyak fakta yang disampaikan, akan semakin baik jika ada pendapat ahli. 

3. Pernyataan Ulang Pendapat 

Seperti yang disinggung sebelumnya, pendapat ahli, pernyataan umum dan fakta yang diberikan bisa diberi tekanan. Misalnya dengan memberikan pernyataan ulang pendapat, yang menegaskan bahwa bagian yang diulang adalah pesan yang penting bagi pembaca. Umumnya pernyataan ulang pendapat atau reiteration ini diletakan di bagian akhir teks. 

 

 

Tahapan Proses Menulis Teks Editorial

Jika sudah memahami pengertian fungsi serta ciri teks editorial, maka saatnya untuk praktik menulis teks editorial. Beberapa langkah pertama yang bisa kamu lakukan adalah: 

1. Pencarian ide dan topik

Pilih topik terkini dan terhangat yang menarik pembaca. Topik yang menarik akan diminati para pembaca karena pembaca selalu ingin topik yang terbaru.

2. Seleksi dan penetapan topik

Setelah mendapatkan beberapa topik, kamu bisa menyeleksinya. Kamu dapat berkoordinasi dengan tim redaksi untuk memutuskan mana topik yang relevan dan menarik. Sesuaikan topik dengan pembaca. Penulis teks editorial harus memperhatikan bahasa, fakta-fakta dan pendapat yang dikemukakan apakah

3. Pembobotan substansi materi dan penetapan tesis

Kumpulkan data untuk mendukung pendapat. Data berupa fakta-fakta yang berhubungan dengan topik akan sangat mendukung pendapat yang sudah dibuat.  sudah tepat atau belum bagi pembaca

4. Proses pelaksanaan penulisan

Saatnya menulis dan menyunting teks editorial. Setelah menulis, periksa kembali teks yang sudah dibuat agar kaidah kebahasaan, tanda baca, dan kalimatnya sudah padu dan siap untuk dibaca para pembaca.

 

Contoh Teks Editorial 

"Berikut adalah contoh teks editorial atau tajuk rencana yang bisa diamati. Jika ingin contoh baru, setiap kali Anda membeli surat kabar, pasti di sana selalu ada. Karena surat kabar selalu memuat tek editorial, yang biasanya terletak pada tajuk rencana."

Langkah pemerintah dalam membentuk Tim Nasional Percepatan Pengembangan Vaksin Covid-19 pada pekan lalu memperlihatkan bahwa pemerintah mengandalkan ketersediaan vaksin sebagai jalan keluar dari pandemi ini. Tim yang terdiri dari sederet menteri, lembaga riset, perguruan tinggi, serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akan bertugas hingga 31 Desember tahun depan.

Namun terdapat sejumlah masalah mendasar dari kebijakan pemerintah tersebut. Pertama, tugas dan fungsinya dapat tumpang tindih dengan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional yang sudah dibentuk oleh Presiden. Meskipun masih sama-sama dipimpin oleh Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartato, keberadaan tim ini berpotensi menghambat birokrasi. Apalagi masyarakat juga belum melihat hasil kerja nyata komite di lapangan.

Kedua, keberadaan tim tersebut juga berpotensi berbenturan dengan tugas Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 yang dipimpin oleh Kementerian Riset dan Teknologi atau Badan Riset dan Inovasi Nasional. Selain menghasilkan rapid test (tes cepat covid) dan ventilator, konsorsium ini juga sedang mengembangkan vaksin Merah Putih bersama Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Institute. Sebetulnya, pemerintah bisa saja cukup menugasi konsorsium ini untuk melaksanakan instruksinya perihal percepatan pengembangan vaksin.

Selain itu, ruang lingkup tim ini tidak terlalu jelas. Pembuatan vaksin yang mumpuni pastinya memerlukan waktu yang tidak sedikit dan tidak boleh terburu-buru. Misalnya, masyarakat tentunya tidak mau percepatan pengembangan vaksin Merah Putih malah memicu pertanyaan dunia riset global akan kredibilitasnya yang bahkan pemerintahnya saja terkesan tidak percaya dan membentuk tim lain untuk melakukannya.

Kemudian, Pemerintah seharusnya sangat paham bahwa uji klinis tahap ketiga adalah tahap paling penting dari perancangan vaksin atau obat. Uji klinis fase terakhir ini tidak dapat dilakukan dengan tergesa-gesa. AstraZeneca dan Universitas Oxford bahkan terpaksa menghentikan uji klinis buatan mereka ketika menemukan peserta uji klinis di Inggris mengalami efek samping yang serius. Sehingga, rasanya tidak akan banyak yang bisa dilakukan oleh tim nasional bentukan Presiden ini.

Penegasan Ulang

Daripada hanya mengandalkan vaksin saja, sebaiknya pemerintah bisa memperbaiki kapasitas pengetesan dan pelacakan pasien suspect. Melalui berbagai pusat layanan kesehatan sebetulnya pemerintah dapat memperbaiki kualitas pengobatan pasien dan kesiapan tenaga medis agar angka kematian pasien COVID-19 tidak terus meningkat.

Tanpa upaya terpadu yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, tumpuan harapan pada satu solusi saja bisa dapat berujung pada masalah baru. Terutama jika waktu pengembangan vaksin jauh lebih lama dari apa yang dijanjikan oleh pemerintah. Pemerintah tidak boleh menyimpan semua telur dalam satu keranjang, upaya pengendalian wabah secara holistik dan ketat harus tetap dilakukan melalui berbagai sudut. 

 

 

 Demikian tadi materi tentang teks eksposisi

Untuk selanjutnya silakan melakukan presensi pada tautan dibawah ini

 Presensi mapel Bahasa Indonesia, KLIK DI SINI


 

 

Wednesday, August 25, 2021

SURAT LAMARAN PEKERJAAN

 

Tugas Bahasa Indonesia Kelas XII (Surat Lamaran Pekerjaan)
Buatlah surat lamaran pekerjaan dari lowongan pekerjaan yang ada dibawah ini.


Surat lamaran ditulis tangan pada kertas folio bergaris. Silakan ditulis serapi mungkin dan dengan penulisan yang baik dan benar, sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

Tulis Nama, Kelas, dan No Absen pada bagian kiri atas kertas folio

Untuk pengumpulan, silakan foto surat lamaran pekerjaan yang telah kalian buat kemudian silakan kirim ke email anto_wahyu@rocketmail.com

Tugas paling lambat dikumpulkan hari senin 30 Agustus 2021
Untuk presensi diambil dari pengumpulan tugas, bila tidak mengumpulkan maka dianggap tidak mengikuti pembelajaran. 
 

Thursday, July 15, 2021

SURAT LAMARAN PEKERJAAN

 

BAHASA INDONESIA KELAS XII

BAB 1

surat LAMARAN PEKERJAAN

Untuk pertemuan kali ini kita akan membahas tentang surat lamaran pekerjaan, sekarang kalian sudah kelas XII tentunya sudah akan memasuki akhir masa sekolah, setelah lulus sebagian dari kalian pasti ada yang ingin melamar bekerja, ketika melamar pekerjaan haruslah membuat surat lamaran pekerjaan. Bagaimana surat lamaran yang benar dan yang baik akan dibahas pada pertemuan kali ini.
1. Pengertian surat lamaran pekerjaan
    Terdapat beberapa pengertian tentang surat lamaran pekerjaan .....
Surat lamaran pekerjaan adalah surat dari seseorang yang memerlukan pekerjaan kepada orang atau pejabat yang dapat memberikan pekerjaan atau jabatan
Surat lamaran kerjaan adalah surat yang dibuat oleh seseorang untuk melamar pekerjaan di suatu perusahaan, kantor atau instansi tertentu.
Surat lamaran kerja merupakan surat yang digunakan untuk melamar pekerjaan atau surat penjualan yang berhubungan dengan bagaimana anda menjual segala potensi diri kepada lembaga yang menyediakan lowongan pekerjaan. Menurut Kuntarto (2009), prinsip 3A (Attraction, Attention,  dan Action) dapat dijadikan landasan ketika akan membuat lamaran.

 

2. Unsur Kebahasaan Surat Lamaran Pekerjaan

Surat lamaran yang baik dan benar mempunyai ciri-ciri :

  1. Mempunyai bentuk yang menarik
  2. Mempunyi bahasa yang menarik
  3. Menggambarkan kemampuan pelamar
  4. Tepat pada sasaran
  5. Penulisan sesuai dengan EYD


Unsur dan cara pembuatan surat lamaran pekerjaan

  1. Gunakan bahasa yang baik dan benar.

pergunakan bahasa yang formal karena surat lamaran kerja termasuk surat resmi jangan menggunakan bahasa yang tidak patut dalam pembuatan surat resmi.

  1. Tulislah kalimat yang singkat padat dan jelas.

jangan bertele-tele dalam menulis surat lamaran karena surat lamaran bisa menampilkan jati diri seseorang serta sebuah instansi atau perusahaan tidak menyukai surat lamaran yang bertele-tele.

  1. Tulislah secara manual menggunakan tangan.

penulisan surat lamaran kerja secara manual lebih disukai perusahaan karena melalui tulisan tangan bisa dinilai bagaimana pribadi seseorang.

  1. Perhatikan kebersihan surat lamaran kerja.

jangan sampai ada coretan atau bekas penghapus dalam surat lamaran kerja, jika salah menulis lebih baik tulis ulang di kertas baru, jangan menggunakan stipo untuk menghapus.

  1. Isi dokumen secara jelas 
secara jelas data diri dan informasi yang informasi tentang diri anda, serta lampirkan dokumen-dokumen pendukung seperti daftar riwayat hidup, fotocopy identitas diri serta dokumen-dokumen lain yang menjadi persyaratan.

Hal-hal yang harus ada dalam surat lamaran pekerjaan
  • Tempat dan tanggal lahir
  • Lampiran dan perihal
  • Alamat surat
  • Salam pembuka
  • Alinea pembukA
  • Isi
  • Penutup
  • Tanda tangan dan nama terang

Secara umum surat lamaran pekerjaan memiliki sistematika seperti berikut ini :

  1. Kepala surat
  2. Tempat dan tanggal pembuatan surat
  3. Nomor surat
  4. Lampiran
  5. Hal atau perihal
  6. Alamat tujuan
  7. Salam pembuka
  8. Isi surat yang terbagi menjadi tiga bagian pokok yaitu :
  • Paragraf pembuka
  • Isi surat ( Data pribadi pelamar, pendidikan, pengalaman bekerja, lampiran )
  • Paragraf penutup
  1. Salam penutup
  2. Tanda tangan dan nama terang

CONTOH SURAT LAMARAN PEKERJAAN

Sragen, 28 Juli 2021

Kepada Yth
HRD Manager PT. TOYOTA 
Jl. Hasanudin No. 13 Jakarta Utara

Perihal : Lamaran Kerja

Dengan hormat,

Berdasarkan informasi dari media cetak, koran Sindo mengenai lowongan di perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin. Melalui surat ini saya ingin mengajukan diri untuk melamar pekerjaan di perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin guna mengisi posisi yang di butuhkan saat ini. Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama                            : Lucky Hasanudin
Tempat/Tanggal Lahir   : Sumedang, 13 Juni 1989
Jenis kelamin                : Laki-laki
Pendidikan                    : SMK Teknik Kendaraan Ringan

Alamat                          : Sukocipto Rt. 01, Kedawung, Mondokan, Sragen.
Telepon                        : 08976543212

Untuk melengkapi beberapa data yang diperlukan sebagai bahan pertimbangan Bapak/Ibu pimpinan  saya lampirkan juga kelengkapan data diri sebagai berikut :
1. Pas photo
2. Foto copy KTP
3. Daftar riwayat hidup
4. Foto copy Ijazah terakhir
5. Foto copy SKHUN
6. Foto copy sertifikat Competensi
7. Foto copy sertifikat PKL
8. Foto copy surat keterangan Referensi

Demikian surat lamaran ini saya buat dengan sebenarnya dan atas perhatiannya serta kebijaksanaan Bapak/Ibu pimpinan saya mengucapkan terima kasih.

 Hormat saya,

 

 Lucky Hasanudin



Demikian tadi materi untuk hari ini, selalu semangat belajar dan tetap jaga kesehatan

Patuhi protokol kesehatan dan Stay at Home ......

Selanjutnya silakan melakukan presensi pada tautan di bawah ini ya....

PRESENSI MAPEL BAHASA INDONESIA PERTEMUAN 1

Wednesday, February 10, 2021

ARTIKEL (2)

 

Struktur Artikel

Secara umum, struktur artikel terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian pembuka, isi, dan penutup.

  1. Bagian pembuka berisi orientasi (tahap pengenalan) terhadap isi artikel yang akan dibahas.
  2. Bagian isi merupakan uraian penjelasan pokok permasalahan yang dibahas dalam artikel
  3. Bagian penutup, yaitu sebuah simpulan yang berisi kalimat kunci yang merangkum pembahasan ke dalam bentuk ringkas dan jelas.
Untuk lebih jelasnya silakan perhatikan contoh struktur artikel pendek di bawah ini.

Mengapa masih suka buang sampah sembarangan?

    Tiap tahunnya jumlah sampah atau limbah di Indonesia terus meningkat. Contohnya adalah limbah medis yang terus meningkat selama pandemi ini. Membuang sampah sembarangan tidak hanya berdampak buruk untuk keindahan dan kebersihan lingkungan, namun juga berdampak buruk untuk kesehatan tubuh. Contohnya lingkungan menjadi lebih terlihat kumuh dan tubuh menjadi lebih rentan terkena penyakit menular. 

   Tampaknya masyarakat Indonesia masih suka membuang sampah sembarangan karena beranggapan akan ada orang yang membersihkan sisa sampah miliknya. Seorang sosiolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Drajat Tri Kartono mengatakan jika masyarakat Indonesia cenderung menganggap jika sampah yang dibuangnya secara sembarangan, bukan tanggung jawabnya karena ada orang yang bertugas untuk membersihkannya. Salah satu cara untuk menghilangkan kebiasaan membuang sampah sembarangan adalah dengan membiasakan diri untuk bertanggung jawab dan membiasakan diri untuk membuang sampah pada tempatnya. Maka dari itu, ayo biasakan selalu membuang sampah pada tempatnya. Jika ingin lingkungan sekitar kita tetap bersih dan indah serta kesehatan tubuh tetap terjaga.

       Dalam contoh di atas, bagian pembuka berada di paragraf pertama. Karena gagasan utama dari permasalahan yang dibahas adalah tentang membuang sampah serta dampak buruknya untuk lingkungan dan kesehatan. 

Bagian isi dalam contoh di atas berada di paragraf kedua. Karena penulis ingin menyampaikan pendapat jika masyarakat suka membuang sampah sembarangan karena beranggapan jika ada orang yang akan membersihkannya. Pada bagian ini merupakan inti dari artikel tersebut, karena di dalamnya terdapt tujuan utama dari penulis yang ingin disampaikan.

Bagian penutup dalam contoh di atas berada di paragraf terakhir, yakni penulis ingin mengingatkan pembaca untuk selalu membuang sampah pada tempat yang telah tersedia. Biasanya dalam bagian penutup ini biasa disebut dengan penegasan ulang, karena pada bagian penutup ini penulis ingin menegaskan ulang apa yang menjadi tujuan dari penulisan artikel.


Selanjutnya untuk lebih memahami lagi tentang struktur artikel silakan cermati artikel di bawah ini dengan membandingkan artikel di atas.

Pentingnya melakukan Peregangan Sebelum Olahraga 

    Peregangan sebelum berolahraga sangatlah penting. Tujuannya untuk menghindari cedera serius dan ketegangan pada tubuh. Melakukan peregangan sebelum berolahraga memang memiliki banyak manfaat yang sangat baik untuk kesehatan tubuh. 
    Para ahli menyarankan jika sebaiknya peregangan dilakukan saat pagi hari, tepatnya sebelum memulai aktivitas fisik. Bentuk peregangan yang paling mudah dan menyehatkan adalah berlari. Para ahli mengatakan jika berlari membawa dampak positif bagi orang yang melakukannya. Berlari dapat melatih kekuatan dan kesehatan otot jantung. 
    Bentuk peregangan mudah lainnya adalah dengan memutar kepala, tangan, pundak dan kaki searah jarum jam. Peregangan ini sangat mudah untuk dilakukan di mana saja tanpa perlu mengeluarkan biaya untuk melakukannya. Contoh bentuk peregangan lainnya adalah dengan melakukan squat. Squat dapat melatih banyak fungsi tubuh dalam satu gerakan serta melatih kekuatan sendi serta ligamen dalam tubuh.
    Maka disarankan untuk tidak lupa melakukan peregangan sebelum berolahraga agar tubuh tetap sehat dan tidak mengalami cedera. 



Pertemuan sebelumnya kita sudah membahas jenis artikel berdasarkan betuk teks. Masih ingat ada apa aja jenisnya? Kalau lupa bisa di buka lagi materi yang kemarin. dengan klik tautan berikut Materi Artikel
Selain berdasrkan bentuk teks, jenis artikel juga bisa dikategorikan berdasarkan cara penyampaiannya dan tingkat kesulitan dari pembuatan artikel tersebut.


Jenis-jenis artikel

Berdasarkan cara penyampaian dan tingkat kesulitan, artikel dibedakan menjadi empat.

1. Artikel praktis, yaitu artikel yang mengutamakan keterampilan daripada pengembangan pengetahuan. Artikel ini cenderung naratif, artinya pesan yang disusun sesuai dengan urutan waktu, peristiwa, atau tahapan. Kamu pernah membaca artikel tentang petunjuk membuat sesuatu atau cara memperbaiki dan mengoperasikan suatu alat? Nah, itu termasuk ke dalam artikel praktis. Pembuatannya pun sangat mudah dan praktis, semudah ngelupain mantan. :-)

2. Artikel ringan membahas masalah yang ringan dan nggak butuh pemahaman yang mendalam. Biasanya, penulis mengemas artikel ini dengan humor atau memberi kesan menghibur pembaca, tapi isinya tetap informatif ya. Jadi, pembaca tidak perlu berkonsentrasi penuh untuk membaca sebuah artikel ringan. Kamu bisa menemukan artikel ini di majalah remaja, koran, atau blog. 

3. Artikel opini, secara umum semua artikel adalah opini. Tapi, jenis artikel ini cuma ada di dalam surat kabar atau majalah yang punya penempatan khusus,  Penempatan khusus ini seperti di pojok, kolom, tajuk rencana, dan lain-lain. Oh ya, biasanya artikel ini membahas suatu permasalahan secara mendalam, jadi penulis harus sudah ahli di bidangnya.

4. Artikel analisis ahli ini lebih berat dari artikel lainnya. Bahkan lebih berat daripada menahan rindu, hehehe. Artikel jenis ini berisi laporan sistematis mengenai hasil kajian atau penelitian, misalnya skripsi, tesis, disertasi atau penelitian lainnya. Ciri khasnya yaitu penyajiannya yang tidak panjang lebar tetapi tidak mengurangi nilai keilmiahannya. Biasanya artikel ini dimuat pada jurnal-jurnal ilmiah. Bedanya, artikel lain biasa menggunakan bahasa populer, sedangkan artikel ini harus memakai bahasa baku atau ilmiah. Beberapa orang menyebutnya artikel ilmiah.


Nah, demikian tadi materi tentang artikel pada pelajaran hari ini, masih banyak hal yang lebih mendalam atau lebih detail mengenai pembahasan materi artikel, sebagai referensi bisa kalian cari pada laman blog lain mengenai materi artikel.

Tetap semangat belajar dan selalu jaga kesehatan. 

selanjutnya silakan melakukan presensi pada link di bawah ini.

Link Presensi KLIK DI SINI 

 


MEMBEDAKAN FAKTA DAN OPINI

Pernahkah kalian membaca suatu teks, kemudian bingung menentukan mana fakta mana opini? Keduanya tentu dapat dibedakan.  Sebelum mempelajari...